Jumat, 02 April 2010

Kilas Sejarah Panassonic Awards

1956
Dibalik penyelenggaraan Panasonic Awards secara berkesinambungan dalam kurun waktu sepuluh tahun ini, tidak lepas dari bisi warisan dari (alm) drs. H. Thayeb Mohammad Gobel. Beliaulah sebagai perintis keberadaan Panasonic di Indonesia pada tanal 27 juli 1970 dengan membentuk perusahaan patungan PT National Gobel, bekerjasama dengan diperusahaan matshushita electric industrial co., ltd – jepang. Jauh sebelum itu pada awal tahun 1950-an beliau bersama beberapa kawannya telah mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing co., yang memproduski radio transistor bermerek “tjawang”. Keberadaan radio transistor yang dioperasikan dengan baterai ini membawa perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang terpencar di berbagai pulau, dengan kondisi pada waktu itu dimana fasilitas listrik masih belum merata dan infrastruktur perhubungan masih sangat terbatas. Radio transistor ini dapat menangkap siaran pemerintah dari seluruh pelosok Indonesia, sehingga dapat menjadi alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. 1974
Dalam suatu kesempatan presiden soekarno bertanya kepada Thayeb Gobel, “mengapa memilih usaha radio transistor?’ jawabnya, “supaya pidato bapak dapat sampai kepada orang-orang di desa, di tempat jauh yang terpencil di kaki-kaki gunung, di pulau-pulau meskipun di tempat-tempat tersebut belum ada listrik, pak.” Sekitar satu juta unit radio transistor “tjawang” berhasil diproduksi dan dipasarkan dalam kurun waktu 1954-1964.

Penyelenggaran asian games IV tahun 1962 di jakarta membawa kemajuan bagi PT transistor radio manufacturing co. Perusahaan ini bersama leppin karya yasa ditunjuk untuk memproduksi 10.000 unit pesawat televise hitam putih guna mendukung siaran asian games iv. Melalui kerjasama teknik dengan matsushita electric industrial co.,ltd – jepang yang ditandatangani pada 29 februari 1960, produksi pesawat televis hitam putih pertama di Indonesia bermerek “national” berhasil diselesaikan. Beberapa tahun sebelumnya kepada menteri penerangan maladi, Thayeb Gobel telah mengusulkan untuk membangun pemancar televisi di Indonesia. Usul tersebut kemudian diterima denngan berdirinya TVRI sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia. Babak ini merupakan awal keterlibatan thayeb gobel dengan dunia pertelevisian Indonesia. “melalui bisi yang jauh ke depan thayeb mohammad gobel telah mendedikasikan seluruh usahanya semata-mata ditujukan untuk kepentingan bagsa dan negara republik Indonesia,” kata jenderal TNI (purn) M. Jusuf, mantan menteri perindustrian dan Menhakam/Pangab.

Melihat perjalanan panjang tersebut, bukanlah hal yang istimewa jika para penerus thayeb gobel melalui bendera PT Panasonic Gobel Indonesia mendukung industri pertelevisian Indonesia dengan penuh komitmen. Panasonic Awards sebagai lambang supremasi tertinggi apresiaasi terhadap karya kreatif insane pertelevisian Indonesia merupakan bukti nyata yang tak terbantahkan.

Panasonic Awards yang mulai digelar pada tahun 1997 pertama kali dilakukan dengan bekerjasama dengan INDOSIAR dan penilaian berdasarkan jajak pendapat yang dikelola oleh Tabloid Citra.

Inspirasi Panasonic Awards berasal dari semangat alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel, sebagai pionir keberadaan industri pertelevisian di Indonesia. Thayeb gobel mengjarkan “falsafah pohon pisang: sebagai simbolisasi dari budaya kerja yang dianut oleh perusahaannya. Tidak ada bagian dari pohon pisang yang tidak berguna, buahnya sebagai makanan daun dan bagian-bagian lainnya dapat dipergunakan sebagai keperluan, dapat tumbuh dimana saja, memberikan manfaat bagi manusia maupunn makhluk lainnya dan selalu menyiapkan generasi selanjutnya sebelum mati. Inspirasi yang diwariskan oleh thayeb gobel ini salah satunya menjelma menjadi aktualisasi dengan digelarnya ajang pemberian apresiasi terhadap pencapaian tertinggi dalam berkarya di industri pertelevisian Indonesia, yaitu Panasonic Awards.
Dukungan Panasonic selama sepuluh tahun ini didasari oleh keyakinan atas keinginan yang kuat untuk membangun bangsa, melalui sinergi antara visi industri dikolaborasikan dengan budaya.

Industri pertelevisian Indonesia tumbuh dengan sangat pesat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Dipelopori oleh TVRI sebagai stasiun televisi nasional milik pemerintah pada tahun 1962, yang kemudian mulai tahun 1990-an sampai sekarang bermunculan stasiun televisi swasta nasional seperti RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TV7, TRANS TV, LATIVI dan GLOBAL TV. Selain itu hampir di setiap daerah muncul stasiun televisi local. Stasiun-stasiun televisi tersebut menyajikan program- program yang bervariasi dari film, berita, olah raga, hiburan, wisata, gaya hidup sampai dengan program pendidikan.

Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju seperti adanya teknologi 3G yang memungkinkan telepon genggam menerima siaran televisi, televisipun akan ada di kantong setiap orang. Komitmen tahun 2011 dimana dunia akan meninggalkan teknologi analog dan memasuki abad digital, sepenuhnya merupakan tantangan yang harus dijawab kalangan industri pertelevisian Indonesia. Mempersiapkan diri sebaik mungkin menuju kesetaraan dengan menguasai teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Ketika semuanya teah dikuasai, selanjutnya bagaimana dengan kontennya? Kreativitas merupaka inti dari konten industri pertelevisian, itu sebabnya industri pertelevisian (broadcast) termasuk salah satu nomenklatur dalam creative economy—ekonomi yang output dan inputnya adalah ide (John Howkins, How People Make Money From Ideas, 2001). Kreativitas yang diapresiasi oleh pemirsa televisi inilah merupakan esensi dari Panasonic Awards. Kreativitas tertinggi yang dicapai oleh para insan pertelevisian sebagai bentuk profesionalisme dalam menjalankan profesinya, nilai yang harus diganjar dengan penghargaan Panasonic Awards


0 komentar:

Posting Komentar

Label apa yang paling anda minati dr Blog saya

 
 

© Bluberry Template Copyright by Terima kasih telah mengunjungi Blog saya...

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks